I was terrified (takut) with the price of gas lately. Harga gasoline mencapai $ 3.29/ gallon (Nationally average). Prediksi mengatakan bahwa harga gasoline will be increasing up to $ 4.00/gallon this summer. Kenaikan harga gas akan juga diikuti dengan kenaikan harga barang yang lain. Phew..that's mean pengiritan.
Banyak cara yang dilakukan to overcome masalah ini. A friend of mine has to go as far as New Jersey cuman untuk beli bensin. Denger punya denger harga gasoline disana memang lebih murah. Yang lain mencoba mengurangi pemakaian kendaraan pribadi and change to public transportation such as bus ato subway. Namun, SEPTA yang selalu terlambat mengurungkan niat banyak orang untuk memilih cara ini. Huh… cape degh…
Cara lain yang akan kita kupas dan bahas abis-abisan disini adalah hybrid car? Huh? Apaan tuh? Hybrid? Apa sejenis burung yang bisa dinaekin? OMG! Please jangan gaptek-gaptek dunk. Hybrid car adalah the result of "marriage" between mobil berbahan bakar bensin (gasoline) dan electric car. Pada intinya mobil ini memakai dua sumber tenaga yaitu listrik dan bensin.
Before we learn about hybrid car, mari kita kupas (emangnya pisang dikupas) beberapa disadvantages (kekurangan) dari mobil berbahan bakar bensin (Gasoline power) and mobil listrik(electric power). As I said previously, a gasoline-powered car membutuhkan bensin (gasoline) yang harganya semakin naik, dan juga efek negative lain adalah polusi yang ditimbulkan dari hasil pembakaran bahan bakar yang ujung-ujungnya ikut andil dalam global warming (pemanasan global) . Most of us mungkin bilang "ah, e-ge-pe mau pemanasan global kek namanya panas ya uda panas." Hahaha.. well, I won't talk about global warming for now, tapi yang membuat pusing adalah harga gasoline yang naik itu tadi.
Kalo a gas-powered car berat di bensin, gimana dengan an electric car? Regular electric car memakai tenaga listrik untuk bisa meluncur di jalan raya. No gas? wow.. bagus dunk! Namun electric car memiliki kendala juga. Bagi kita orang indo, kebanyakan dari kita lulusan kursus mobil di sentul. Bagi kita electric car mah kaya naek kura-kura. Electric car punya kendala disini. Power (tenaga) yang di hasilkan oleh electric car is not enough untuk memuaskan hasrat para pembalap. Electric car cuma mampu menempuh jarak 50-100 miles (80 – 161 km) sebelum kehabisan tenaga. (wah nggak pake batre energizer sih)
Hybrid car diciptakan untuk mengatasi masalah2 diatas. Ada beberapa macam hybrid cars, namun generally mereka memiliki prinsip yang hampir sama. Salah satu hybrid car yang cukup terkenal dan yang akan kita bahas adalah Toyota Prius. Mobil ini pertama kali diluncurkan 1997 di Jepang. Toyota prius berfokus pada efisiensi bahan bakar dan juga penguranagan emisi gas buang. Two advantages features of this car antara lain:
- Its engine only runs at an efficient speed and load. Prius memakai electric engine saat dipacu dengan kecepatan sampai 15 mph (24 kph) sebelum berpindah ke gasoline engine. Jadi gasoline engine baru digunakan hanya pada kecepatan tertentu saja.
- It uses a unique power split device. Gasoline engine dapat dipakai secara effisien pada kecepatan dan muatan tertentu. Power split device yang berperan dalam hal ini.
Dalam benak kita saat kata-kata electric car terlintas dalam benak kita pasti kita berpikir akan kebutuhan men-charge mobil ini. Duh, repotnya. Namun itu salah. Hybrid car mampu me-recharge dirinya sendiri saat pengendara memperlambat mobil ini. In a regular car proses me-rem mobil berarti perpindahan dari energy kinetic (kecepatan mobil) menjadi heat and friction (panas dan gesekan) yang terjadi di rem; pada hybrid car energy yang dihasilkan dari perlambatan mobil dipakai untuk men-charge battery. Lebih kurang prinsipnya sama dengan dynamo sepeda jaman dahulu yang dipakai untuk menyalakan lampu sepeda.
Kalau kita bahas dan kupas lebih dalam tentang hybrid car, maka artikel ini nggak mungkin cukup. Pokoknya pada intinya hybrid car jauh lebih hemat dari mobil biasa. Sebagai perbandiingan, regular car yang masih bar butuh 8.55 liters per 100 km (27.5 mpg) hybrid car cuma perlu 3.92 liters per 100 km (60 mpg). Whoa…that a lot man. Bahkan salah seorang teman yang sempat menjajal mobil hybrid ini berkata "wah, klo pake mobil ini mah isi bensin 2 bulan sekali." Terlepas dari kebenarannya satu hal yang pasti, hybrid lebih irit dari regular car. Lebih irit berarti more money to……. Shopping…… yay….. hidup shopping!